ahlan wa sahlan...

Bismillahirrohmanirrohiim...

dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami menerbitkan blog IMM Komisariat FK UMS...
semoga semua yang ada di dalam blog ini akan memberikan wacana dan manfaat bagi para pembaca sekalian..
dengan tekad bulat..
karena kebatilan tidak akan sirna tanpa kita menegakkan yang haq..
bersama Allah di jalan kebenaran
mari berlomba-lomba dalam kebaikan..

Allahu Akbarr..!!

Sabtu, 19 Maret 2011

Imtihan, imtihan..

Uraian kultum ustadz Mujazin maghrib tadi membawaku mengingat memori, kembali pada kenangan masa2 di ma'had dulu....

Coper, 2005

"Anak-anakku sekalian yang ibu sayangi, ibu cintai dan ibu bangga-banggakan...... hari ini kita sudah mulai memasuki masa-masa ujian, anak-anakku harus pandai-pandai memanfaatkan waktu ujian ini untuk lebih bersungguh dalam belajar agar sukses melewati ujian kali ini. Namun juga perlu anak-anakku ingat bahwa belajar bukan untuk ujian, tapi ujian untuk belajar!!!" begitulah kira-kira nasehat ibu pengasuh ma'had dalam membuka rentetan ujian akhir tahun ini.

Kata-kata penyemangat beliau kiranya mampu merasuki hati para santriwati, hingga akhirnyapun binar-binar semangat terpancar dari wajah-wajah tholibat, bersiap-siap fight  dalam rangkaian ujian kali ini.

Ya sebuah rangkaian....jika dibandingkan sekolah-sekolah lain, mungkin dibilang lebih ribet. Bayangkan memadukan plajaran KMI dengan pelajaran Diknas ditambah lagi pelajaran dari DEPAG. Mungkin itulah hebatnya kami, pelajaran dari DEPAG pun yang ta'pernah diajarkan sesuai kurikulum berhasil kita lahap dalam waktu sehari, contoh saja pelajaran Fiqih DEPAG, mempelajari satu buku paket mungkin hanya semalam dengan cukup tau BABnya apa dan kamipun akan review kitab  Fiqih wadhih yang udah kami dapat di KMI...hehee

Imtihan pun tak tanggung-tanggung, kadang sampai satu bulan penuh. Mulai ujian lisan mpe ujian tahriri......tapi perjuangan kala itu menorehkan banyak kenangan.

"Anak-anakku, ibu ingatkan ya nak...kalian buleh belajar dimana saja kalian mau asal masih di area pondok, tapi carilah tempat-tempat yang terang dan nyaman untuk belajar, tapi ndak usah neko-neko trus belajar di atas pagar misal..." nasehat beliau lagi saat imtihan datang. Tau gag apa yang mendasari beliau mengatakan nasehat seperti itu, kira-kira karena memang para santri itu pasti punya cara-cara unik dalam belajarnya. Saat musim ujian datang seantero ma'had pasti penuh dengan dengungan tawon ataupun bisa dipastikan sejauh mata memandang pasti akan bertemu dengan santriwati plus buku atau kitabnya. Depan masjid, depan kamar, depan syirkah, samping idaroh, di tangga2, di jalan-jalan bahkan di depan WC Kamar mandipun pasti ada santriwati dengan buku atau kitabnya, belajar  sambil thobur....ahahaaaha.

Yang istimewa di musim ujian itu biasanya segala macam rutinitas ma'had yaumiah itu seakan dihentikan. mulai dari pramuka, pemberian mufrodat mpe kanisa na'al (eh iya gag sih...lupa-lupa inget, soale diriku paling benci yang namanya kanisa na'al...hahahhaa). Kalu malam datang, terkadang banyak santri yang belajar di depan kamar ditemani tumpukan-tumpukan buku, tidak lupa cemilan serta 'qohwah' nya, belajar sampai larut malam hingga tertidur di depan kamar menunggu sampai kena tegur bagian 'amn..hahaaa. Yang spesial itu karena pada musim ini sudah dipastikan masjid gak bakalan sepi, mulai subuh hingga subuh lagi masjid selalu ramai para 'abid yang mulai PDKT dg Sang Pamilik Ilmu.

"Ukhti, aqiminii sa'ah tsalitsah na'am...!!" kata temenku saat itu pada temen belajarnya yang lain saat mata sudah mulai mengantuk dan kasur telah digelar. "Ana aidon ukh, sa ata'alum qobla shubuh, lam akfi fi-hifdzi muthola'ah" pinta yang lain. Begitulah ritual saling membangunkan untuk tahajud dan belajar pagi antar santriwati, sudah dipastikan masjid bakal ramai malam-malam imtihan. Tapi sayang hanya malam imtihan saja, setelah imtihan slesai masjid sepi!!! amat disayangkan,tapi mungkin memang itulah manusia, terkadang hanya akan ingat Allah saat mereka membutuhkannya...Na'udzubillah.
"Anak-anakku, jadi yang paling penting dari semuanya adalah proses, ujian hanya sebagai  cara untuk mengukur sejauh mana proses yang telah anak-anak jalani. Allah lebih menghargai proses daripada hanya sekedar hasil. Ibu ingatkan untuk anak-anakku sekalian agar senantiasa mengiringi setiap usaha dengan doa, ditingkatkan lagi ibadahnya, tahajudnya, dhuha juga, jangan hanya karna transgressor of language thok. Selanjutnya ibu ucapkan Selamat Berjuang anak-anakku, Ibu doakan semuga kalian mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat dan membawa banyak barokah. Allohummaj'alnaa minnannaajihat wal faaizat wal mumtazaat fii kulli imtihanina. Ma'annajah lakunna jami'an!!!" penutup nasehat beliau kala itu.

hmmm......
,,,,jadi kangend ma temen2 belajarku dulu....
meski hanya beberapa tahun disana, tpi uda memberikan banyak warna di hidupku...