She wakes early in the morning with a smile
And she holds my head up high:
"Don’t you ever let anybody put you down -
‘Coz you are my little angel"
Then she makes something warm for me to drink -
‘Coz it’s cold out there, she thinks
Then she walks me to school - yes, I ain’t no fool
I just think my mum is amazing
She makes me feel -
Like I can do anything
And when she’s with me
There’s nowhere else I’d rather be
After school, she’s waiting by the gate
I’m so happy that I just can’t wait -
To get home to tell her how my day went
Eat the yummy food only my mum makes
Then I wind her up ‘coz I don’t want to bath
And we run around the house with a laugh
No matter what I say, she gets her way
I think my mum is amazing
In the evening, she tucks me into bed
And I wrap my arms around her head
Then she tells me a tale of a girl far away -
Who one day became a princess
I’m so happy - I don’t want her to leave
So she lies in bed with me
As I close my eyes, how lucky am I -
To have a mum that’s so amazing
Then I wake up in the morning - she’s not there
And I realise she never was
And I’m still here in this lonely orphanage -
With so many just like me
And as my dreams begin to fade
I try hard to look forward to my day
But there’s a pain in my heart that’s a craving:
How I wish I had a mum that’s amazing
Would be amazing
ahlan wa sahlan...
Bismillahirrohmanirrohiim...
dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami menerbitkan blog IMM Komisariat FK UMS...
semoga semua yang ada di dalam blog ini akan memberikan wacana dan manfaat bagi para pembaca sekalian..
dengan tekad bulat..
karena kebatilan tidak akan sirna tanpa kita menegakkan yang haq..
bersama Allah di jalan kebenaran
mari berlomba-lomba dalam kebaikan..
Allahu Akbarr..!!
dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami menerbitkan blog IMM Komisariat FK UMS...
semoga semua yang ada di dalam blog ini akan memberikan wacana dan manfaat bagi para pembaca sekalian..
dengan tekad bulat..
karena kebatilan tidak akan sirna tanpa kita menegakkan yang haq..
bersama Allah di jalan kebenaran
mari berlomba-lomba dalam kebaikan..
Allahu Akbarr..!!
Sabtu, 19 Maret 2011
Idealisme Mahasiswa Kedokteran oleh MH. Muflihatul Ulfa
Pergerakan mahasiswa merupakan sebuah pergerakan yang terlahir dari pemikiran kritis intelektual muda yang mempunyai daya dobrak tinggi. Tercatat dalam sejarah bahwa pergerakan mahasiswa berhasil menumbangkan pemerintahan orde baru, sehingga lahirlah reformasi. Reformasi 1998 menjadi saksi kedahsyatan efek yang ditimbulkan dari pergerakan mahasiswa. Tidak hanya itu, perubahan kebijakan pemerintah yang dipandang tidak prorakyat berawal dari kekritisan mahasiswa serta peranannya dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Lebih mengerucut lagi, mari kita kembali menilik sejarah, melihat pergerakan mahasiswa kedokteran dalam peranannya sebagai sentra pergerakan mahasiswa yang prorakyat.
School Tof Opleiding van Indische Artsen atau STOVIA, adalah sebuah sekolah kedokteran yang menjadi saksi sejarah pencatat perjuangan mahasiswa kedokteran dalam upaya membangun semangat kebangkitan nasional. Pada saat itu, mahasiswa kedokteran menjadi pelopor semangat kebangkitan nasional, berhasil menunjukkan jati diri sesungguhnya sebagai pergerakan mahasiswa terdepan yang memperjuangkan kepentingan rakyat. Prestasi yang membanggakan!!!
Dari catatan sejarah yang menorehkan tinta emas peranan mahasiswa kedokteran, sekarang mari kita melihat realita yang ada saat ini. Jika kita menghitung berapa jumlah mahasiswa kedokteran yang masih peduli atau hadir dalam diskusi masalah kepentingan rakyat, mungkin jari dua tangan masih tersisa untuk menghitungnya, dengan alasan mereka disibukkan dengan jadwal kuliah, praktikum, belajar, tugas laporan dan sebagainya. Berapa banyak dari mereka yang masih ngeh dengan isu-isu nasional? bahkan mungkin ketika ditanya pendapat mereka tentang permasalahan-permasalahan kesehatan di Indonesia, masih juga ada yang bersikap tidak tahu ataupun malah tidak mau tahu. Terkesan bahwa mahasiswa kedokteran memiliki analisis yang tumpul terhadap polemik dan dinamisasi kebijakan-kebijakan kesehatan atau seolah-olah bersikap apatis terhadap keadaan sekitar. Jangan sampai apatisme ini meruntuhkan idealism mahasiswa kedokteran yang dahulu dipandang memiliki idealisme tinggi dan nyaris sempurna. Tentunya kita tidak boleh hanya membanggakan sejarah saja, tetapi bagaimana kita bisa melanjutkan prestasi yang sempat ditorehkan tersebut sehingga kita bisa mengembalikan nilai idealism mahasiswa kedokteran serta peranannya sebagai sentra pergerakan mahasiswa prorakyat.
Apa yang terjadi dengan mahasiswa kedokteran saat ini? Seolah-olah telah terjadi degradasi nilai idealisme serta peran mahasiswa kedokteran. Bahkan banyak mahasiswa lintas fakultas yang meyakini bahwa mahasiswa kedokteran cenderung bersifat apatis, egois, ekslusif, sukar bergaul, hedon, nonorganisatoris, study oriented dan introvert. Lebih dari itu, merebaknya stigma dari masyarakat bahwa pelayanan kesehatan semakin hari semakin mahal tanpa meningkatnya pelayanan kesehatan dari para pelayan kesehatan, juga menimbulkan stigma yang buruk terhadap mahasiswa kedokteran. Mahasiswa kedokteran seakan-akan dipandang merencanakan pengeksploitasian dana masyarakat dalam rangka mengembalikan dana yang habis dalam proses pendidikan dokter. Na’udzubillah…
Melihat realita yang ada, para mahasiswa kedokteran kini tidak hanya dari kaum intelektual saja, tetapi siapapun yang bisa membayar sesuai kesepakatan dapat diterima di fakultas ini. Padahal di universitas kita ini terkhusus, dari segi inputnya, secara intelektual, mahasiswa kedokteran sama dengan mahasiswa FKIP progdi PGSD, hal ini dilihat dari tingkat grade nilai standar ujian test masuk keduanya sama, bahkan lebih tinggi progdi PGSD. Namun yang timbul bahkan adalah suatu kebanggaan karena telah berstatus kuliah di fakultas yang “elite” Fakultas Kedokteran, gedung yang megah, peralatan yang mahal, bahkan sempat disorot juga toilet yang mewah, serta kendaraan yang mereka miliki seolah memberikan gambaran gap mereka dengan kehidupan sosial yang ada. Dari pemikiran yang melenceng serta rasa kebanggaan yang berlebihan karena bisa masuk Fakultas kedokteran sangat disayangkan bila efek yang timbul adalah kondisi mahasiswa dengan sikap acuh tak acuh dengan lingkungannya, selalu berfikir bagaimana bisa lulus dengan cepat, menjadi dokter dan memikirkan bagaimana cara mengembalikan modal pendidikannya, mereka lupa akan idealism awal mereka. Mereka lupa bahwa sejatinya Fakultas kedokteran adalah bengkel pencetak calon-calon dokter yang dipersiapkan khusus untuk mengabdi pada bangsanya.
Terlepas dari itu, sistem kurikulum yang dipakai pada hampir seluruh fakultas kedokteran di Indonesia adalah sistem PBL atau Problem Based Learing, yang merupakan kurikulum yang berpusat pada mahasiswa(student centered), sehingga mahasiswa dituntut aktif dalam pembelajaran. Yang timbul sekarang adalah mahasiswa yang hanya berkutat pada diktat kuliah, slide dosen, mengejar kompetensi. Tuntutan-tuntutan ini sedikit banyak mempengaruhi idealism mahasiswa, mahasiswa selanjutnya hanya menjadi buruh-buruh intelektual atas nama kompetensi. Demi kompetensi, seluruh energi dan perhatian mahasiswa terfokus ke akademik dan hanya sedikit mahasiswa yang sadar peran serta fungsi mahasiswa sebagai agent of social control , agent of change dan moral force. Memang tidak ada yang salah dengan sistem ini, namun mari kita kaji lagi jika hal ini kita kaitkan dengan peran mahasiswa. Lagi-lagi jangan sampai kita menjadi korban sistem.
Kegiatan kemahasiswaan yang ada hendaknya berdasarkan kebutuhan masyarakat terkini, misalnya kebutuhan kesehatan yang murah pada orang miskin, atau permasalahan kesehatan masyarakat lainnya, bahkan perlu juga mengkritisi kebijakan pemerintah yang memberatkan rakyat kecil dalam bidang kesehatan misalnya. Namun saat ini, kajian-kajian mengenai permasalahan kesehatan masyarakat tersebut telah bergeser menjadi teknis kegiatan insidental. Dan output dari kegiatan-kegiatan yang insidental menjadikan lembaga kemahasiswaan kedokteran hanya sebagai event organizer saja dan bukan merupakan basis pembentukan karakter kepribadian layaknya mahasiswa yang ideal.
Penjabaran kondisi objektif diatas merupakan pengamatan serta pengalaman sehari-hari. Tidak bermaksud untuk menggambarkan sesuatu yang hiperbola, namun kiranya hal ini bisa menjadi trigger bagi mahasiswa kedokteran khususnya, dan mahasiswa pada umumnya untuk berbenah diri agar tidak termasuk dalam mahasiswa apatis. Berupaya untuk mengembalikan dan mencegah pergeseran nilai idealisme mahasiswa dengan harapan dapat mengembalikan peran serta fungsi mahasiswa kedokteran sebagai sentra pergerakan mahasiswa yang peduli dan mau memperjuangkan kepentingan rakyat. Mari kita ubah stigma-stigma yang muncul atas diri mahasiswa kedokteran yang dikatakan bersifat apatis, egois, ekslusif, sukar bergaul, nonorganisatoris, study oriented dan introvert menjadi mahasiswa kritis, berfikir idealis, cerdas, berkarakter pejuang, mahasiswa kedokteran yang berorientasi pada kepentingan masyarakat.
Kita buktikan bahwa kita bisa mengembalikan idealisme yang dulu membuat mahasiswa kedokteran sempat menjadi yang terdepan. Menyusunnya kembali sebagai pelindung moral, menyatukannya menjadi kekuatan besar dan mengembalikan citra mahasiswa kedokteran. Sehingga nantinya pergerakan mahasiswa kedokteran kembali menjadi sentra pergerakan mahasiswa yang benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat. Mewujudkan biaya kesehatan murah, distribusi Jaminan kesehatan masyarakat miskin tepat sasaran dan meningkatnya taraf hidup masyarakat sehingga dapat terwujud Indonesia Sehat. Hehee…Semangat buat para calon dokter!!!
School Tof Opleiding van Indische Artsen atau STOVIA, adalah sebuah sekolah kedokteran yang menjadi saksi sejarah pencatat perjuangan mahasiswa kedokteran dalam upaya membangun semangat kebangkitan nasional. Pada saat itu, mahasiswa kedokteran menjadi pelopor semangat kebangkitan nasional, berhasil menunjukkan jati diri sesungguhnya sebagai pergerakan mahasiswa terdepan yang memperjuangkan kepentingan rakyat. Prestasi yang membanggakan!!!
Dari catatan sejarah yang menorehkan tinta emas peranan mahasiswa kedokteran, sekarang mari kita melihat realita yang ada saat ini. Jika kita menghitung berapa jumlah mahasiswa kedokteran yang masih peduli atau hadir dalam diskusi masalah kepentingan rakyat, mungkin jari dua tangan masih tersisa untuk menghitungnya, dengan alasan mereka disibukkan dengan jadwal kuliah, praktikum, belajar, tugas laporan dan sebagainya. Berapa banyak dari mereka yang masih ngeh dengan isu-isu nasional? bahkan mungkin ketika ditanya pendapat mereka tentang permasalahan-permasalahan kesehatan di Indonesia, masih juga ada yang bersikap tidak tahu ataupun malah tidak mau tahu. Terkesan bahwa mahasiswa kedokteran memiliki analisis yang tumpul terhadap polemik dan dinamisasi kebijakan-kebijakan kesehatan atau seolah-olah bersikap apatis terhadap keadaan sekitar. Jangan sampai apatisme ini meruntuhkan idealism mahasiswa kedokteran yang dahulu dipandang memiliki idealisme tinggi dan nyaris sempurna. Tentunya kita tidak boleh hanya membanggakan sejarah saja, tetapi bagaimana kita bisa melanjutkan prestasi yang sempat ditorehkan tersebut sehingga kita bisa mengembalikan nilai idealism mahasiswa kedokteran serta peranannya sebagai sentra pergerakan mahasiswa prorakyat.
Apa yang terjadi dengan mahasiswa kedokteran saat ini? Seolah-olah telah terjadi degradasi nilai idealisme serta peran mahasiswa kedokteran. Bahkan banyak mahasiswa lintas fakultas yang meyakini bahwa mahasiswa kedokteran cenderung bersifat apatis, egois, ekslusif, sukar bergaul, hedon, nonorganisatoris, study oriented dan introvert. Lebih dari itu, merebaknya stigma dari masyarakat bahwa pelayanan kesehatan semakin hari semakin mahal tanpa meningkatnya pelayanan kesehatan dari para pelayan kesehatan, juga menimbulkan stigma yang buruk terhadap mahasiswa kedokteran. Mahasiswa kedokteran seakan-akan dipandang merencanakan pengeksploitasian dana masyarakat dalam rangka mengembalikan dana yang habis dalam proses pendidikan dokter. Na’udzubillah…
Melihat realita yang ada, para mahasiswa kedokteran kini tidak hanya dari kaum intelektual saja, tetapi siapapun yang bisa membayar sesuai kesepakatan dapat diterima di fakultas ini. Padahal di universitas kita ini terkhusus, dari segi inputnya, secara intelektual, mahasiswa kedokteran sama dengan mahasiswa FKIP progdi PGSD, hal ini dilihat dari tingkat grade nilai standar ujian test masuk keduanya sama, bahkan lebih tinggi progdi PGSD. Namun yang timbul bahkan adalah suatu kebanggaan karena telah berstatus kuliah di fakultas yang “elite” Fakultas Kedokteran, gedung yang megah, peralatan yang mahal, bahkan sempat disorot juga toilet yang mewah, serta kendaraan yang mereka miliki seolah memberikan gambaran gap mereka dengan kehidupan sosial yang ada. Dari pemikiran yang melenceng serta rasa kebanggaan yang berlebihan karena bisa masuk Fakultas kedokteran sangat disayangkan bila efek yang timbul adalah kondisi mahasiswa dengan sikap acuh tak acuh dengan lingkungannya, selalu berfikir bagaimana bisa lulus dengan cepat, menjadi dokter dan memikirkan bagaimana cara mengembalikan modal pendidikannya, mereka lupa akan idealism awal mereka. Mereka lupa bahwa sejatinya Fakultas kedokteran adalah bengkel pencetak calon-calon dokter yang dipersiapkan khusus untuk mengabdi pada bangsanya.
Terlepas dari itu, sistem kurikulum yang dipakai pada hampir seluruh fakultas kedokteran di Indonesia adalah sistem PBL atau Problem Based Learing, yang merupakan kurikulum yang berpusat pada mahasiswa(student centered), sehingga mahasiswa dituntut aktif dalam pembelajaran. Yang timbul sekarang adalah mahasiswa yang hanya berkutat pada diktat kuliah, slide dosen, mengejar kompetensi. Tuntutan-tuntutan ini sedikit banyak mempengaruhi idealism mahasiswa, mahasiswa selanjutnya hanya menjadi buruh-buruh intelektual atas nama kompetensi. Demi kompetensi, seluruh energi dan perhatian mahasiswa terfokus ke akademik dan hanya sedikit mahasiswa yang sadar peran serta fungsi mahasiswa sebagai agent of social control , agent of change dan moral force. Memang tidak ada yang salah dengan sistem ini, namun mari kita kaji lagi jika hal ini kita kaitkan dengan peran mahasiswa. Lagi-lagi jangan sampai kita menjadi korban sistem.
Kegiatan kemahasiswaan yang ada hendaknya berdasarkan kebutuhan masyarakat terkini, misalnya kebutuhan kesehatan yang murah pada orang miskin, atau permasalahan kesehatan masyarakat lainnya, bahkan perlu juga mengkritisi kebijakan pemerintah yang memberatkan rakyat kecil dalam bidang kesehatan misalnya. Namun saat ini, kajian-kajian mengenai permasalahan kesehatan masyarakat tersebut telah bergeser menjadi teknis kegiatan insidental. Dan output dari kegiatan-kegiatan yang insidental menjadikan lembaga kemahasiswaan kedokteran hanya sebagai event organizer saja dan bukan merupakan basis pembentukan karakter kepribadian layaknya mahasiswa yang ideal.
Penjabaran kondisi objektif diatas merupakan pengamatan serta pengalaman sehari-hari. Tidak bermaksud untuk menggambarkan sesuatu yang hiperbola, namun kiranya hal ini bisa menjadi trigger bagi mahasiswa kedokteran khususnya, dan mahasiswa pada umumnya untuk berbenah diri agar tidak termasuk dalam mahasiswa apatis. Berupaya untuk mengembalikan dan mencegah pergeseran nilai idealisme mahasiswa dengan harapan dapat mengembalikan peran serta fungsi mahasiswa kedokteran sebagai sentra pergerakan mahasiswa yang peduli dan mau memperjuangkan kepentingan rakyat. Mari kita ubah stigma-stigma yang muncul atas diri mahasiswa kedokteran yang dikatakan bersifat apatis, egois, ekslusif, sukar bergaul, nonorganisatoris, study oriented dan introvert menjadi mahasiswa kritis, berfikir idealis, cerdas, berkarakter pejuang, mahasiswa kedokteran yang berorientasi pada kepentingan masyarakat.
Kita buktikan bahwa kita bisa mengembalikan idealisme yang dulu membuat mahasiswa kedokteran sempat menjadi yang terdepan. Menyusunnya kembali sebagai pelindung moral, menyatukannya menjadi kekuatan besar dan mengembalikan citra mahasiswa kedokteran. Sehingga nantinya pergerakan mahasiswa kedokteran kembali menjadi sentra pergerakan mahasiswa yang benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat. Mewujudkan biaya kesehatan murah, distribusi Jaminan kesehatan masyarakat miskin tepat sasaran dan meningkatnya taraf hidup masyarakat sehingga dapat terwujud Indonesia Sehat. Hehee…Semangat buat para calon dokter!!!
Imtihan, imtihan..
Uraian kultum ustadz Mujazin maghrib tadi membawaku mengingat memori, kembali pada kenangan masa2 di ma'had dulu....
Coper, 2005
"Anak-anakku sekalian yang ibu sayangi, ibu cintai dan ibu bangga-banggakan...... hari ini kita sudah mulai memasuki masa-masa ujian, anak-anakku harus pandai-pandai memanfaatkan waktu ujian ini untuk lebih bersungguh dalam belajar agar sukses melewati ujian kali ini. Namun juga perlu anak-anakku ingat bahwa belajar bukan untuk ujian, tapi ujian untuk belajar!!!" begitulah kira-kira nasehat ibu pengasuh ma'had dalam membuka rentetan ujian akhir tahun ini.
Kata-kata penyemangat beliau kiranya mampu merasuki hati para santriwati, hingga akhirnyapun binar-binar semangat terpancar dari wajah-wajah tholibat, bersiap-siap fight dalam rangkaian ujian kali ini.
Ya sebuah rangkaian....jika dibandingkan sekolah-sekolah lain, mungkin dibilang lebih ribet. Bayangkan memadukan plajaran KMI dengan pelajaran Diknas ditambah lagi pelajaran dari DEPAG. Mungkin itulah hebatnya kami, pelajaran dari DEPAG pun yang ta'pernah diajarkan sesuai kurikulum berhasil kita lahap dalam waktu sehari, contoh saja pelajaran Fiqih DEPAG, mempelajari satu buku paket mungkin hanya semalam dengan cukup tau BABnya apa dan kamipun akan review kitab Fiqih wadhih yang udah kami dapat di KMI...hehee
Imtihan pun tak tanggung-tanggung, kadang sampai satu bulan penuh. Mulai ujian lisan mpe ujian tahriri......tapi perjuangan kala itu menorehkan banyak kenangan.
"Anak-anakku, ibu ingatkan ya nak...kalian buleh belajar dimana saja kalian mau asal masih di area pondok, tapi carilah tempat-tempat yang terang dan nyaman untuk belajar, tapi ndak usah neko-neko trus belajar di atas pagar misal..." nasehat beliau lagi saat imtihan datang. Tau gag apa yang mendasari beliau mengatakan nasehat seperti itu, kira-kira karena memang para santri itu pasti punya cara-cara unik dalam belajarnya. Saat musim ujian datang seantero ma'had pasti penuh dengan dengungan tawon ataupun bisa dipastikan sejauh mata memandang pasti akan bertemu dengan santriwati plus buku atau kitabnya. Depan masjid, depan kamar, depan syirkah, samping idaroh, di tangga2, di jalan-jalan bahkan di depan WC Kamar mandipun pasti ada santriwati dengan buku atau kitabnya, belajar sambil thobur....ahahaaaha.
Yang istimewa di musim ujian itu biasanya segala macam rutinitas ma'had yaumiah itu seakan dihentikan. mulai dari pramuka, pemberian mufrodat mpe kanisa na'al (eh iya gag sih...lupa-lupa inget, soale diriku paling benci yang namanya kanisa na'al...hahahhaa). Kalu malam datang, terkadang banyak santri yang belajar di depan kamar ditemani tumpukan-tumpukan buku, tidak lupa cemilan serta 'qohwah' nya, belajar sampai larut malam hingga tertidur di depan kamar menunggu sampai kena tegur bagian 'amn..hahaaa. Yang spesial itu karena pada musim ini sudah dipastikan masjid gak bakalan sepi, mulai subuh hingga subuh lagi masjid selalu ramai para 'abid yang mulai PDKT dg Sang Pamilik Ilmu.
"Ukhti, aqiminii sa'ah tsalitsah na'am...!!" kata temenku saat itu pada temen belajarnya yang lain saat mata sudah mulai mengantuk dan kasur telah digelar. "Ana aidon ukh, sa ata'alum qobla shubuh, lam akfi fi-hifdzi muthola'ah" pinta yang lain. Begitulah ritual saling membangunkan untuk tahajud dan belajar pagi antar santriwati, sudah dipastikan masjid bakal ramai malam-malam imtihan. Tapi sayang hanya malam imtihan saja, setelah imtihan slesai masjid sepi!!! amat disayangkan,tapi mungkin memang itulah manusia, terkadang hanya akan ingat Allah saat mereka membutuhkannya...Na'udzubillah.
"Anak-anakku, jadi yang paling penting dari semuanya adalah proses, ujian hanya sebagai cara untuk mengukur sejauh mana proses yang telah anak-anak jalani. Allah lebih menghargai proses daripada hanya sekedar hasil. Ibu ingatkan untuk anak-anakku sekalian agar senantiasa mengiringi setiap usaha dengan doa, ditingkatkan lagi ibadahnya, tahajudnya, dhuha juga, jangan hanya karna transgressor of language thok. Selanjutnya ibu ucapkan Selamat Berjuang anak-anakku, Ibu doakan semuga kalian mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat dan membawa banyak barokah. Allohummaj'alnaa minnannaajihat wal faaizat wal mumtazaat fii kulli imtihanina. Ma'annajah lakunna jami'an!!!" penutup nasehat beliau kala itu.
hmmm......
,,,,jadi kangend ma temen2 belajarku dulu....
meski hanya beberapa tahun disana, tpi uda memberikan banyak warna di hidupku...
Coper, 2005
"Anak-anakku sekalian yang ibu sayangi, ibu cintai dan ibu bangga-banggakan...... hari ini kita sudah mulai memasuki masa-masa ujian, anak-anakku harus pandai-pandai memanfaatkan waktu ujian ini untuk lebih bersungguh dalam belajar agar sukses melewati ujian kali ini. Namun juga perlu anak-anakku ingat bahwa belajar bukan untuk ujian, tapi ujian untuk belajar!!!" begitulah kira-kira nasehat ibu pengasuh ma'had dalam membuka rentetan ujian akhir tahun ini.
Kata-kata penyemangat beliau kiranya mampu merasuki hati para santriwati, hingga akhirnyapun binar-binar semangat terpancar dari wajah-wajah tholibat, bersiap-siap fight dalam rangkaian ujian kali ini.
Ya sebuah rangkaian....jika dibandingkan sekolah-sekolah lain, mungkin dibilang lebih ribet. Bayangkan memadukan plajaran KMI dengan pelajaran Diknas ditambah lagi pelajaran dari DEPAG. Mungkin itulah hebatnya kami, pelajaran dari DEPAG pun yang ta'pernah diajarkan sesuai kurikulum berhasil kita lahap dalam waktu sehari, contoh saja pelajaran Fiqih DEPAG, mempelajari satu buku paket mungkin hanya semalam dengan cukup tau BABnya apa dan kamipun akan review kitab Fiqih wadhih yang udah kami dapat di KMI...hehee
Imtihan pun tak tanggung-tanggung, kadang sampai satu bulan penuh. Mulai ujian lisan mpe ujian tahriri......tapi perjuangan kala itu menorehkan banyak kenangan.
"Anak-anakku, ibu ingatkan ya nak...kalian buleh belajar dimana saja kalian mau asal masih di area pondok, tapi carilah tempat-tempat yang terang dan nyaman untuk belajar, tapi ndak usah neko-neko trus belajar di atas pagar misal..." nasehat beliau lagi saat imtihan datang. Tau gag apa yang mendasari beliau mengatakan nasehat seperti itu, kira-kira karena memang para santri itu pasti punya cara-cara unik dalam belajarnya. Saat musim ujian datang seantero ma'had pasti penuh dengan dengungan tawon ataupun bisa dipastikan sejauh mata memandang pasti akan bertemu dengan santriwati plus buku atau kitabnya. Depan masjid, depan kamar, depan syirkah, samping idaroh, di tangga2, di jalan-jalan bahkan di depan WC Kamar mandipun pasti ada santriwati dengan buku atau kitabnya, belajar sambil thobur....ahahaaaha.
Yang istimewa di musim ujian itu biasanya segala macam rutinitas ma'had yaumiah itu seakan dihentikan. mulai dari pramuka, pemberian mufrodat mpe kanisa na'al (eh iya gag sih...lupa-lupa inget, soale diriku paling benci yang namanya kanisa na'al...hahahhaa). Kalu malam datang, terkadang banyak santri yang belajar di depan kamar ditemani tumpukan-tumpukan buku, tidak lupa cemilan serta 'qohwah' nya, belajar sampai larut malam hingga tertidur di depan kamar menunggu sampai kena tegur bagian 'amn..hahaaa. Yang spesial itu karena pada musim ini sudah dipastikan masjid gak bakalan sepi, mulai subuh hingga subuh lagi masjid selalu ramai para 'abid yang mulai PDKT dg Sang Pamilik Ilmu.
"Ukhti, aqiminii sa'ah tsalitsah na'am...!!" kata temenku saat itu pada temen belajarnya yang lain saat mata sudah mulai mengantuk dan kasur telah digelar. "Ana aidon ukh, sa ata'alum qobla shubuh, lam akfi fi-hifdzi muthola'ah" pinta yang lain. Begitulah ritual saling membangunkan untuk tahajud dan belajar pagi antar santriwati, sudah dipastikan masjid bakal ramai malam-malam imtihan. Tapi sayang hanya malam imtihan saja, setelah imtihan slesai masjid sepi!!! amat disayangkan,tapi mungkin memang itulah manusia, terkadang hanya akan ingat Allah saat mereka membutuhkannya...Na'udzubillah.
"Anak-anakku, jadi yang paling penting dari semuanya adalah proses, ujian hanya sebagai cara untuk mengukur sejauh mana proses yang telah anak-anak jalani. Allah lebih menghargai proses daripada hanya sekedar hasil. Ibu ingatkan untuk anak-anakku sekalian agar senantiasa mengiringi setiap usaha dengan doa, ditingkatkan lagi ibadahnya, tahajudnya, dhuha juga, jangan hanya karna transgressor of language thok. Selanjutnya ibu ucapkan Selamat Berjuang anak-anakku, Ibu doakan semuga kalian mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat dan membawa banyak barokah. Allohummaj'alnaa minnannaajihat wal faaizat wal mumtazaat fii kulli imtihanina. Ma'annajah lakunna jami'an!!!" penutup nasehat beliau kala itu.
hmmm......
,,,,jadi kangend ma temen2 belajarku dulu....
meski hanya beberapa tahun disana, tpi uda memberikan banyak warna di hidupku...
Ujian itu..
Ujian itu bentuknya macem-macem....kata ustadzku, orang bangun tidurpun itu ujian,,,,,
"hoammm....masi ngantuk entar ajalah...!!" --> ini orang-orang yang kalah dalam ujiannya.....
uda niat tahajud, alarm bunyi......kringggggggg......pilih mana hayoo...
1. matiiin, lanjut bobo
2. dipending 10 menit agi
3. cabut batereinya
4. duduk dulu, mengumpulkan nyawa
5. bergegas ke kamar mandi mabil air wudlu
dan ke kamar mandipun adalah ujiann....dinginnnnn!!
pulang dari jama'ah maghrib d masjid, masuk kamar liat 2 barang yang sama-sama tergeletak di meja......hmmm.....AL-QUR'AN dan HAPE....kira2 mana yang bakal diambil duluan????
Jadi ujian gag hanya yang di bangku sekolah atau kuliah, tiap hidup kita sejatinya adalah ujian....
ujian Sang Robb,,,liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amala.
Fastabiqul khoirott!!!!
"hoammm....masi ngantuk entar ajalah...!!" --> ini orang-orang yang kalah dalam ujiannya.....
uda niat tahajud, alarm bunyi......kringggggggg......pilih mana hayoo...
1. matiiin, lanjut bobo
2. dipending 10 menit agi
3. cabut batereinya
4. duduk dulu, mengumpulkan nyawa
5. bergegas ke kamar mandi mabil air wudlu
dan ke kamar mandipun adalah ujiann....dinginnnnn!!
pulang dari jama'ah maghrib d masjid, masuk kamar liat 2 barang yang sama-sama tergeletak di meja......hmmm.....AL-QUR'AN dan HAPE....kira2 mana yang bakal diambil duluan????
Jadi ujian gag hanya yang di bangku sekolah atau kuliah, tiap hidup kita sejatinya adalah ujian....
ujian Sang Robb,,,liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amala.
Fastabiqul khoirott!!!!
Dibalik Cobaan Nya
Tanpa kita sadari, ternyata ada banyak hikmah yang bisa kita petik dari semua cobaan yang diberikanNYA.
Ketika hidup kita berjalan tanpa adanya rintangan, jangan kemudian kita merasa tenang dan bangga mendapat posisi "spesial" dariNYA.....
kau tau kenapa??
karna RahmatNYA terselip di dalam cobaanNYA!!
Dunia adalah tempatnya ujian. Manusia akan selalu diuji oleh Sang Penguji yaitu Allah SWT. Hanya manusia hebat yang mendapatkan ujian yang berat.
Sebesar itu ujian kita sebesar itu pula derajat kemuliaan yang akan kita raih yaitu bagi orang-orang yang dapat menyikapi ujian dengan baik dan benar.
then....senantiasa berdoa agar diberi kekuatan untuk menghadapi segala cobaanNYA.
(Semangat fa...!! kamu harus kuat !!)
Ketika hidup kita berjalan tanpa adanya rintangan, jangan kemudian kita merasa tenang dan bangga mendapat posisi "spesial" dariNYA.....
kau tau kenapa??
karna RahmatNYA terselip di dalam cobaanNYA!!
Dunia adalah tempatnya ujian. Manusia akan selalu diuji oleh Sang Penguji yaitu Allah SWT. Hanya manusia hebat yang mendapatkan ujian yang berat.
Sebesar itu ujian kita sebesar itu pula derajat kemuliaan yang akan kita raih yaitu bagi orang-orang yang dapat menyikapi ujian dengan baik dan benar.
then....senantiasa berdoa agar diberi kekuatan untuk menghadapi segala cobaanNYA.
(Semangat fa...!! kamu harus kuat !!)
Langganan:
Postingan (Atom)