ahlan wa sahlan...

Bismillahirrohmanirrohiim...

dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami menerbitkan blog IMM Komisariat FK UMS...
semoga semua yang ada di dalam blog ini akan memberikan wacana dan manfaat bagi para pembaca sekalian..
dengan tekad bulat..
karena kebatilan tidak akan sirna tanpa kita menegakkan yang haq..
bersama Allah di jalan kebenaran
mari berlomba-lomba dalam kebaikan..

Allahu Akbarr..!!

Sabtu, 22 Januari 2011

Organisasi dalam pantauan “Tinjauan ulang pengetahuan”


 “…Pergerakan kita tak boleh tinggal pergerakan pemimpin yang hidup dan mati dengan pemimpin itu. Akan tetapi pergerakan kita harus menjadi pergerakan pahlawan-pahlawan yang tak punya nama artinya pergerakan rakyat sendiri yang tidak tergantung nama pemimpinnya”
A.              Telaah Dasar dan Metodologi
Manusia sebagai makhluk hidup, tumbuh dan berkembang dalam lingkungan. Lingkungan yang menyatukan makhluk sehingga kerjasama serta perlakuan-tindakan diantara keduanya. Adanya tujuan, keinginan yang ingin dikembangkan membawa manusia dalam kerjasama. Sehingga munculah kelompok (clan) yang bertindak sesuai tujuannya masing-masing. Organisasi secara harfiah merupakan kumpulan orang yang bekerja bersama. Seiring berjalannya waktu definisi ini berubah dengan tambahan 3 unsur yakni; legalitas, tujuan secara ekplisit dan aturan tertulis. Organisasi membutuhkan struktur dan penataan yang jelas sehingga efisiensi serta metodologi dalam pencapaiannya tersusun sistematis.
Metodologi strukturalisme,merupakan gerakan pemikiran yang mencoba membangun organisasi dalam koloni-koloni atau simbol istilah ini berkembang di prancis sekitar tahun 1950-1960. Landasan dari gerakan strukturalis ada 3 yakni; bahasa, budaya dan society. Artinya untuk melakukan gerak pencapaian tujuan maka organisasi ini akan membentuk bidang-bidang yang berkonsentrasi pada arah tujuannya, kemudian bidang-bidang ini akan mengembangkan tujuannya dengan melakukan pemetaan dan pendekatan dengan 3 landasan gerak diatas. Dari ketiga landasan gerak muncullah berbagai strategi dan istilah perpolitikan dalam kehidupan sekitar.
Telaah mengenai organisasi didasarkan pada aspek proses, fungsional dan institusional. Secara proses maka indikasinya ada dua yakni organisasi dan individu. Secara organisasi seberapa besar ia mempunyai bargaining position, scope, inovasi gerak, pemenuhan target serta struktur yang ramping. Secara individu maka pengetahuan, tingkat kematangan serta pelatihan moral menjadi indikasi utama. Perspektif fungsional membawa penilaian bagaimana organisasi ini membawa peran kelingkungan sekitar. Dalam mengembangkan fungsinya maka indikator keberhasilannya terletak pada indeks kemajuan, jadi penilaiannya lebih pada membandingkan kondisi awal dengan kondisi evaluatik. Misal dalam menjalankan organisasi kepemudaan disuatu dusun seberapa besar kemajuan suatu dusun itu berdasarkan intensitas penyelenggaraan kerja bakti bersama, atau seberapa besar kontribusi pemuda dalam 1 tahun kepemimpinan. Jangan dikira perspektif fungsional cuma membahas dari indeks nyata tetapi indeks psikologik juga bisa masuk. Dapatlah kita ambil contoh moral, integritas serta penanaman ideology juga bisa menjadi indikator keberhasilannya. Dalam pelaksanaan organisasi sikap-sikap ini lebih penting dari pada sekedar membangun kegiatan yang berlimpah sedangkan aspek dasar tidak terpenuhi. Telaah ketiga yakni institusional artinya seberapa besar organisasi mampu ditempatkan dalam struktur social dalam masyarakat.
Pembangunan suatu organisasi meliputi 3 dimensi yakni metodologi WUNC, Repertoire, compaign. WUNC merupakan singkatan dari Worthiness (karakteristik), Unity (Kesatuan), Number(Jumlah), dan Commitment (Komitmen&Loyalitas). Pembangunan WUNC merupakan pembangunan intrinsik organisasi yang merupakan aspek dasar yang harus diketahui dan dipenuhi dalam melakukan tindakan kedepan. Dalam setiap tindakan organisasi harus mengedepankan internalitas yang berlandaskan WUNC. melakukan tindakan kedepan. Dalam setiap tindakan organisasi harus mengedepankan internalitas yang berlandaskan WUNC. Suatu organisasi harus mampu membentuk karakternya dalam lingkup intensitas pengkajian serta
arah geraknya. Organisasi yang tidak mampu menciptakan karakteristiknya akan mengalami penurunan dan lama-lama tenggelam karena intervensi. Bentuknya mungkin akan ada tapi ruhnya akan hilang. Ini akan lebih menyakitkan dari pada ditinggal anggota. Kesatuan lebih diartikan pada kekompakan. Istilah ini lebih dimaknai sempit dalam perkembangannya. Kekompakan sering diindikasikan lewat intensitas pertemuan, tetapi sebenarnya kekompakan lebih pada intensitas penjalanan tugas (job description) serta pembangunan misi organisasi. Jumlah memegang peranan penting sebab dengan jumlah yang besar maka penatalaksanaan pemetaan untuk anggota agar melaksanakan gerak bisa dibuat dan diterapkan dengan sistematis. Komitmen dan loyalitas lebih mengarah kepada seberapa besar rasa memiliki dari organisasi yang dinaunginya. Kombinasi keanggotaan dalam pencapaian tujuan merupakan istilah dasar repertoire. Sedangkan compaign lebih diarahkan pada targetan-targetan yang dipenuhi dalam batas waktu. Penatalaksanaan kerjasama dilakukan dengan jalan memperhatikan dimensi pembangunan organisasi dan metodologi strukturalis yang ditelaah melalui perspektif proses, fungsional dan institusi.
B.      Organisasi Dalam Perubahan
Perkembangan organisasi jelas tidak semulus serta berjalan lurus dalam mainstream yang dibawa. Paling tidak ada 3 kondisi yang mempengaruhi peningkatan ataupun penurunan organisasi yakni; kondisi emergensi, pengaruh koalisi dan birokratik. Sebagai pimpinan organisasi perlu pengetahuan serta instusi yang tajam saat kapan organisasi yang dibawanya menepi dari hiruk pikuk permasalahan atau ikut dalam permasalahan. Dalam kondisi emergensi strategi yang paling jitu pernah dilakukan PARTINDO, disaat Soekarno yang merupakan pimpinan PNI ditangkap dan dibuang, membawa kepincangan integritas sikap dalam tubuh PNI tetapi PARTINDO yang terbiasa membekali anggotanya dengan group discussion tentang isu dalam lokasi-lokasi yang berbeda mampu hidup dengan damai. Koalisi tidak selama mutualistik, kadang ada koalisi yang ternyata membawa citra buruk serta tindakan dimana simpatisan organisasi ini melemah, yang akan menurunkan bargaining positionnya. Birokrasi diartikan sebagai pemerintahan tempat organisasi itu bernaung. Membangun kerjasama yang sinergis dalam praktis merupakan langkah solutif tetapi yang perlu diingat adalah masing-masing punya rumah tangga yang dikembangkan.
Dalam membangun sikap organisasi perlu diketahui gerak perubahan sosial diantaranya alternative social movement, redemptive social movement, reformative social movement serta revolution social movement. Alternative dan redemptive lebih didasarkan merubah sikap dan perilaku tetapi dengan pendekatan personal. Alternative lebih didasarkan pada pola  perubahan kebiasaan hidup dengan tidak mempertentangkan antar bagian. Sedangkan redemptive lebih kepada suatu penebusan pribadi dengan sikap yang keras. Reformasi dan revolusi dibedakan berdasar landasan fundamental. Kalau reformasi melakukan perubahan norma dan hukum, sedangkan revolusi lebih didasarkan pada nilai sistem dan jalur ideologi.
Mental pembawaaan kepemimpinan organisasi bisa kita sebut dua tipologi yakni seeing is believing atau believing is seeing. Kemunduran itu suatu kepastian tetapi kematian itu sebuah pilihan, itulah sedikit kata pengingat bagaimana anda memimpin suatu team dan masa depannya. Mentalitas seeing is believing dimana kehidupan organisasi dilihat saat ini, ia percaya kalau melihat. Hal ini tercermin pada pola kerja serta standarisasi taktis yang diciptakan, polanya hampir sama dengan standard operasional sebelumnya. Sedangkan believing is seeing pola pembawaan organisasi lebih diarahkan pada visi dan arahan kedepan. Hal ini tercermin dari pola struktur yang didasarkan pada pencapaian visi serta gerak yang ramping dalam pengambilan keputusan. Pembawaan sikap keorganisasian serta mentalitas gerak akan menentukan seberapa cepat organisasi tersebut melangkah sedangkan internalisasi lebih menunjukkan bagaimana organisasi ini akan resisten terhadap berbagai permasalahan yang datang.
 
 
by : Hip0Teru